Sabtu, 22 September 2012

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MENURUT ILMU PENGETAHUAN DAN AJARAN ISLAM

| |


SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
MENURUT ILMU PENGETAHUAN DAN AJARAN ISLAM

1    SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MENURUT ILMU PENGETAHUAN
A.  Reproduksi Pria Dan Proses Pembentukan Sperma
            Berdasarkan letaknya, organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang tampak dari luar dan alat reproduksi yang tidak tampak dari luar. Alat reproduksi yang tampak dari luar terdiri dari penis dan buah zakar. Sedangkan alat reproduksi yang tidak tampak dari luar terdiri dari testis, vas deferen, kelenjar prostat, ductus epididimis, vesicular seminalis (kantung sperma), dan cowperi.
      Di dalam alat reproduksi laki-laki terdapat kelenjar penghasil cairan atau semen, yaitu vesicular seminalis, prostat, dan cowperi. Di dalam testis terdapat banyak saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada tubulus seminiferus terdapat spermatogonium, sel sertoli, dan sel Leydig.
Proses pembentukan sel sperma disebut spermatogenesis. Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon :
a.   Hormon gonadotropin
      Hormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus yang merangsang kelenjar hifofisis agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
b.   FSH (Follicle Stimulating Hormone)
      FSH berfungsi merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang memacu pembentukan sperma.
c.   LH (Luteinizing Hormone)
      LH berfungsi merangsang sel-sel interstitial (sel Leydig) agar mensekresikan hormon testosteron (androgen).

d.   Hormon Testosteron
      Hormon testosteron berfungsi merangsang perkembangan organ seks dan ciri kelamin sekunder, misalnya jambang, kumis, jakun, suara membesar, dan mendorong terjadinua proses spermatogenesis.
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma yang terjadi di dalam testis. Proses ini imulai dengan pembelahan spermatogonium (2n) secara mitosis menjadi spermatosit primer (2n). Melalui meiosis I, spermatosit primer (2n) membelah menjadi 2 spermatosit sekunder (n). Kemudian, melalui meiosis II, 2 buah spermatosit sekunder (n) membelah menjadi 4 spermatid (n). Akhirnya, spermatid mengalami metamorfosis (perubahan bentuk) dengan memiliki ekor seperti berudu yang disebut spermatozoa dan memiliki kromosom haploid (n).

B.  Organ Reproduksi Wanita Dan Proses Pembentukan Ovum
      Berdasarkan letaknya, organ reproduksi wanita dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang tampak dari luar dan organ reproduksi yang tidak tampak dari luar. Alat reproduksi yang tampak dari luar meliputi vulva, klitoris, lubang saluran kencing, dan vagina. Sedangkan alat reproduksi yang tidak tampak dari luar meliputi ovarium, oviduk, uterus, dan infudibulum.
  
      Ovulasi adalah proses pelepasan ovum dan ovarium. Dalam proses pembentukan ovum dipengaruhi oleh :
1)   FSH
      FSH berfungsi merangsang folikel de Graaf untuk mengadakan oogenesis.
2)   Hormon Estrogen
      Hormon estrogen merangsang hipofisis mensekresikan LH yang akan merangsang ovulasi.
3)   LH
      LH berfungsi untuk merangsang folikel yang kosong sehingga menjadi korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron untuk menghambat sekresi FSH dan LH.
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur (ovum) yang terjadi di dalam ovarium. Proses ini imulai dengan pembelahan oogonium (2n) secara mitosis menjadi oosit primer (2n). Melalui meiosis I, oosit primer (2n) membelah menjadi 2 sel haploid yang tidak sama besar yaitu oosit sekunder (n) yang besar dan 1 sel badan kutub I yang kecil. Melalui meosis II, oosit sekunder(n) membelah menjadi sebuah ootid (n) dan sebuah sel badan kutub II, sedangkam sel badan kutub I membelah menjadi 2 sel badan kutub II. Ootid (n) yang kaya sitoplasma dan kuning telur terus tumbuh dan berkembang menjadi sel telur (ovum) dan tidak membelah lagi. Sedang ketiga sel badan kutub II mengalami degenerasi sehingga sama sekali tidak berperan dalam reproduksi seksual. Bila sperma dan sel telur yang masing-masing bersifat haploid (n) bergabung, maka terjadi fertilisasi dan terbentuk zigot yang diploid (2n). Melalui mitosis berkali-kali maka zigot akan berkembang menjadi embrio.

C.  Pembuahan Dan Perkembangan Embrio
            Fertilisasi atau pembuahan adalah peleburan antara inti sel telur dengan satu inti sperma. Fertilisasi tidak hanya berlangsung di saluran telur (oviduk), tetapi juga dapat terjadi di uterus apabila oosit sekunder sudah melewati saluran oviduk. Saat fertilisasi, kepala sperma menembus dinding sel telur, sedangkan ekornya tertinggal di luar. Selanjutnya, inti sel telur dan inti sperma bersatu. Setelah bersatu ovum menjadi zigot. Zigot berupa sebuah sel diploid (2n) dengan jumlah kromosom 23 pasang. Selanjutnya, sambil bergerak ke arah uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Zigot membelah diri menjadi dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya. Tahap ini disebut tahap pembelahan (cleavage). Pada saat embrio mencapai 32 sel dan berbentuk seperti buah arbei maka disebut morula.
6
 
                        Morula akan berkembang membentuk blastula. Selanjutnya, sel-sel bagian dalam akan membentuk bakal janin (embrioblas) dan sel-sel bagian luarnya membentuk trofoblas. Trofoblas merupakan dinding yang berfungsi untuk menyerap makanan dan nantinya akan membentuk plasenta (ari-ari atau tembuni). Pada hari ke-4 atau ke-5 setelah fertilisasi, blastula kemudian melakukan
implantasi (perlekatan) pada dinding uterus dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Selanjutnya, embrio telah tertanam kuat di dalam uterus pada hari ke-12 setelah fertilisasi.
            Pada hari ke-12 setelah fertilisasi, bagian embrioblas membentuk dua lapisan, yaitu lapisan luar (ektodermis) dan lapisan dalam (endodermis). Selanjutnya, bagian permukaan dari lapisan ektodermis melakukan pelekukan (invaginasi) ke dalam membentuk lapisan mesodermis. Proses ini disebut gastrulasi dan terjadi pada minggu ketiga.
            Perkembangan berikutnya, dari ketiga lapisan dasar terbentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Keadaan ini terjadi mulai dari minggu keempat sampai kedelapan, dan saat itu disebut fase organogenesis (pembentukan organ). Setelah perode embriogenesis, dilanjutkan dengan masa janin sampai dengan sesaat sebelum lahir. Masa janin ditandai dengan penyempurnaan jaringan-jaringan dan organ-organ dalam serta pertumbuhan tubuh yang pesat. Otak merupakan organ yang mengalami pertumbuhan pesat sewaktu janin. Ini berarti bahwa makanan (gizi), kondisi fisik, dan mental ibu yang mengandungnya sangat mempengaruhi pertumbuhan otak.
 2    SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MENURUT AJARAN ISLAM

7
 
                        Proses fertilisasi atau pembuahan pada manusia berhubungan dengan proses kejadian manusia. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Manusia dengan otaknya pasti bisa merenungkan proses terciptanya dirinya. Pada dirinya akan timbul perasaan kagum terhadap kehebatan dan kebesaran Allah SWT dalam menciptakan manusia, yang berasal dari sesuatu yang amat sederhana, yaitu turub (tanah) atau min sulalah min thin (dari saripati yang berasal dari tanah). Rasa kekaguman tersebut nantinya akan menimbulkan kesadaran yang mendalam akan kebesaran dan keagungan Allah SWT sebagai Maha Pencipta. Selain itu, manusia akan menyadari akan kekerdilan dirinya dan kebergantungannya kepada Allah SWT.
Allah SWT menciptakan manusia pertama dari tanah (saripati), yaitu Nabi Adam as. Nabi Adam as. beserta istrinya, Siti Hawa, kemudian meurunkan manusia-manusia lainnya, yaitu kita, melalui proses kejadian yang berbeda. Proses kejadian manusia dimulai dengan pertemuan 2 gamet (jantan dan betina), yaitu sperma dan ovum, yang berupa air mani (nutfah) pada saat fertilisasi. Menurut ajaran Islam, nutfah ini akan masuk dan melekat pada dinding rahim hingga 40 hari lamanya. Setelah itu, berubah bentuk menjadi darah (‘alaqah) sampai 40 hari berikutnya dan berkembang lagi menjadi mudlghah (pembentukan organ-organ penting) hingga usia kandungan mencapai 4 bulan. Setelah 4 bulan, kemudian berkembang menjadi tulang-belulang (‘idham) dan daging (lahm), lalu ditiupkan-Nya  roh ke dalam tubuhnya, hingga akhirnya dilahirkan ke dunia setelah 9 bulan 10 hari untuk menjalani kehidupan dan tugasnya sebagai khalifah dan hamba-Nya di muka bumi.

            Ayat-ayat yang menerangkan mengenai reproduksi manusia menegaskan bahwa manusia tercipta dari sesuatu yang merupakan asal baginya, yaitu dari saripati tanah. Bila dilihat dari proses kejadian manusia secara khusus, maka nutfah (air mani) merupakan titik awal yang terus berproses menjadi manusia sempurna secara fisik. Dan nutfah itu sendiri di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ia merupakan “ma’in mahin” atau air yang hina (Q.S. Al-Sajdah: 8).

Q.S. Al-Mu’minun ayat 12-14 :
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

M. Quraish Shihab (1987) menyimpulkan bahwa proses kejadian manusia secara fisik (materi) ada 5 tahap, yaitu :
1.   Nutfah (air mani)
2.   ‘Alaqah (darah)
3.   Mudlghah (pembentukan organ-organ penting)
4.   Idham (tulang)
5.   Lahm (daging)

Q.S. Hajj ayat 5 :
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

 
 
            Dalam Q.S. Hajj ayat 5 ditegaskan adanya mudlghah mukhallaqah (mudlghah yang terbentuk secara sempurna) dan mudlghah  ghairu mukhallaqah (mudlghah yang cacat atau tidak terbentuk secara sempurna), idham (tulang), dan lahm (daging). Semua itu menunjukkan proses bertahap dalam pembentukan manusia.
            Setelah melalui berbagai evolusi tersebut, kemudian menjelma menjadi makhluk yang berbentuk lain, yang menurut istilah Al-Qur’an disebut sebagai khalqan akhar. Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud “tsumma ansya’naahu khalqan akhar” adalah kemudian tuhan meniupkan ruh ke dalam dri manusia sehingga ia bergerak dan menjadi makhluk lain (berbeda dengan sebelumnya) yang memiliki pendengaran, penglihatan, indera yang menangkap pengertian, gerakan, dan sebagainya (Ibnu Katsir, 1981: 241).

Q.S. As Sajdah ayat 9 :
9.     kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
                                                                                                
            Bertolak dari keterangan tersebut, jelaslah bahwa proses kejadian manusia, baik secara fisik (materi) maupun nonfisik melalui 6 tahap, yaitu tahap pertama (nutfah) sampai dengan tahap kelima (lahm) merupakan tahap fisik/ materi, sedangkan tahap keenam merupakan tahap nonfisik. Para embriolog menamakan periode pertama dari proses kejadian manusia itu dengan “periode ovum”, dimana pertemuan antara sel sperma dan ovum bersatu kedua intinya dan membentuk suatu zat baru dalam rahim ibu, atau oleh Al-Qur’an dinamai “fii qaraarin makiin” (dalam suatu tempat yang kokoh) (M. Quraish Shihab, 1987). Pertemuan antara kedua sel tersebut oleh Al-Qur’an disebut dengan istilah “nutfah amsaj”.

Q.S. Al- Insaan ayat 2 :
2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.

         Ibnu Katsir (1981: 454) juga memberikan pengertian demikian, yakni percampuran air mani laki-laki dan air mani wanita. Setelah itu, air mani akan mengalami transformasi ke berbagai bentuk dan kondisi.
         Pembuahan dari hasil pertemuan itu akan menghasilkan zat-zat baru yang kemudian membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, kemudian menjadi 8, dan seterusnya sambil bergerak menuju ke uterus dan melekat, berdempet serta masuk ke dinding rahim. Tahap inilah yang disebut dengan ‘alaqah (tahap kedua).        M. Quraish Shihab (1987) dalam sekian banyak kamus bahasa ditemukan arti ‘alaq :
1)   darah yang membeku
2)   sesuatu yang hitam seperti cacing terdapat di dalam air
3)   tergantung atau berdempet.

         Atas dasar inilah maka kata ‘alaq dapat menggambarkan suatu zat tertentu yang pada Al-Qur’an disebut ‘alaq atau ‘alaqah. Hal ini karena keadaannya yang ketika itu tergantung atau berdempet dan melekat di dinding rahim, sebagaimana dikemukakan para ahli.
         Tahap berikutnya adalah tahap mudlghah. Ibnu Katsir (1981: 3) memberikan pengertian mudlghah sebagai “qith’ah ka al-bidl’ah min al-lahm la syakl fiha wala takhthith”, yakni sepotong daging yang tidak berbentuk dan tidak berukuran. Al-Raghib al-Asfahani (1977:. 489) mengartikan dengan sepotong daging seukuran sesuatu yang dikunyah dan belum masak. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5, mudlghah terbagi menjadi dua, yaitu mukhalaqah dan ada pula yang gairu mukhalaqah,. Dalam arti, ada yang terbentuk secara sempurna dan ada pula yang cacat atau tidak terbentuk secara sempurna.
         Pada proses selanjutnya, mudlghah tersebut dijadikan sebagai tulang (‘idham). Al-Maraghi (1966: 19) bahwa di dalam mudlghah terkandung beberapa unsur, diantaranya terdapat elemen-elemen atau bahan-bahan yang membentuk tulang sehingga menjadi tulang. Ia juga mengandung elemen-elemen yang membentuk daging (lahm). Sedangkan elemen-elemen daging yang ada pada mudlghah menjadi daging segar (lahm). Kemudian daging ini dijadikan sebagai pembungkus tulang seperti pakaian yang berfungsi untuk menutupi tubuh manusia. Daging (lahm) tersebut mengikuti bentuk rangka yang menggambarkan bentuk manusia.
         Setelah itu, Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk yang berbentuk lain, yakni bukan sekadar fisik atau materi (jasad), tetapi juga nonfisik atau immateri. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 14:
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

“…tsumma ansya’naahu khalqan akhar”. Al-Raghib al-Asfahani (1977: 513), bahwa kata “al-insya” mengandung makna “i-jad al-syai’ wa tarbiyatuh” (mewujudkan/ mengadakan sesuatu dan memeliharanya).





0 komentar:

Ir arriba

Posting Komentar

Blog List

My Blog List

About this blog




Visitors ulun...

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blogger news


Pages

Uswatun Nida saima. Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Translate

About Me

Followers

About Me

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba