1. FUNGSI DARAH
Keberadaan darah dalam tubuh mempunyai arti penting
bagi kehidupan seseorang. Hal ini disebabkan darah mempunyai beberapa fungsi
penting sebagai berikut.
a. Darah Berfungsi
Untuk Mengangkut Oksigen dari Paru-Paru ke Seluruh Jaringan Tubuh
Kandungan oksigen dalam darah antara 0,36% – 20%. Meningkatnya kadar oksigen dalam darah karena adanya ikatan oksigen dengan hemoglobin. Namun, hemoglobin juga mampu mengikat karbon monoksida yang bersifat racun. Gas ini biasa dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Jika gas ini terhirup dan berikatan dengan hemoglobin, kandungan oksigen dalam darah menurun. Keadaan ini dapat memberikan dampak bagi kesehatan tubuh.
b. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Sari-Sari Makanan dari Usus ke Jaringan Tubuh
Sari-sari makanan seperti asam lemak, asam amino, dan monosakarida masuk ke dalam sistem sirkulasi melalui kapiler yang berada di villi usus halus. Sari-sari makanan ini diangkut menuju ke dalam sel-sel tubuh. Sari-sari makanan ini untuk metabolisme, aktivitas, dan membentuk sel-sel atau jaringan yang baru.
c. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Karbon Dioksida dari Jaringan Tubuh ke Paru-Paru
Karbon dioksida hasil respirasi sel dilepas dari plasma dan masuk ke dalam dinding kapiler secara difusi, kemudian dibawa ke paru-paru untuk dibuang. Karbon dioksida yang ada dalam darah antara 2,7% hingga 60%. Sebagian karbon dioksida membentuk hidrogen karbonat atau bikarbonat berupa ion (HCO3–) yang diangkut ke plasma dan sel darah merah. Di paru-paru, hidrogen karbonat diuraikan menjadi air dan karbon dioksida. Karbon dioksida dalam pembuluh kapiler secara difusi masuk ke dalam alveolus paru-paru.
d. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Hasil Ekskresi dari Jaringan Tubuh ke Ginjal
Tubuh dalam melakukan metabolisme menghasilkan zatzat sisa yang bersifat racun, misalnya urea dan asam urat. Zat sisa ini oleh darah diangkut ke ginjal untuk menjalani beberapa proses agar bisa dikeluarkan dari tubuh.
Kandungan oksigen dalam darah antara 0,36% – 20%. Meningkatnya kadar oksigen dalam darah karena adanya ikatan oksigen dengan hemoglobin. Namun, hemoglobin juga mampu mengikat karbon monoksida yang bersifat racun. Gas ini biasa dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Jika gas ini terhirup dan berikatan dengan hemoglobin, kandungan oksigen dalam darah menurun. Keadaan ini dapat memberikan dampak bagi kesehatan tubuh.
b. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Sari-Sari Makanan dari Usus ke Jaringan Tubuh
Sari-sari makanan seperti asam lemak, asam amino, dan monosakarida masuk ke dalam sistem sirkulasi melalui kapiler yang berada di villi usus halus. Sari-sari makanan ini diangkut menuju ke dalam sel-sel tubuh. Sari-sari makanan ini untuk metabolisme, aktivitas, dan membentuk sel-sel atau jaringan yang baru.
c. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Karbon Dioksida dari Jaringan Tubuh ke Paru-Paru
Karbon dioksida hasil respirasi sel dilepas dari plasma dan masuk ke dalam dinding kapiler secara difusi, kemudian dibawa ke paru-paru untuk dibuang. Karbon dioksida yang ada dalam darah antara 2,7% hingga 60%. Sebagian karbon dioksida membentuk hidrogen karbonat atau bikarbonat berupa ion (HCO3–) yang diangkut ke plasma dan sel darah merah. Di paru-paru, hidrogen karbonat diuraikan menjadi air dan karbon dioksida. Karbon dioksida dalam pembuluh kapiler secara difusi masuk ke dalam alveolus paru-paru.
d. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Hasil Ekskresi dari Jaringan Tubuh ke Ginjal
Tubuh dalam melakukan metabolisme menghasilkan zatzat sisa yang bersifat racun, misalnya urea dan asam urat. Zat sisa ini oleh darah diangkut ke ginjal untuk menjalani beberapa proses agar bisa dikeluarkan dari tubuh.
e. Darah Berfungsi
Untuk Mengatur dan Mengontrol Temperatur Tubuh
Tubuh
saat beraktivitas akan melepaskan panas. Panas yang dihasilkan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh darah sehingga di seluruh tubuh terdapat kesamaan
temperatur. Jika udara di lingkungan dingin, maka pembuluh kapiler akan menciut
untuk menghemat panas tubuh. Ketika udara di lingkungan panas, maka pembuluh
kapiler akan melebar dan aliran darah semakin cepat sehingga panas tubuh dapat
diedarkan ke seluruh tubuh.f. Darah Berfungsi Untuk Mengatur Distribusi Hormon
Di dalam tubuh terdapat kelenjar yang menghasilkan hormon. Hormon ini diangkut oleh plasma dan dikirim ke bagian tubuh yang memerlukannya.
2.
KOMPOSISI
DARAH
Darah tersusun atas bagian yang
cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah). Plasma darah terdiri
atas serum dan fibrinogen. Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit).
a.
Plasma
darah
Plasma darah merupakan cairan darah
berwarna kekining-kuningan yang mengandung 90% air dan zat-zat terlarut. Plasma
darah berfungsi untuk mengatur tekanan osmosis darah, membawa zat-zat makanan
ke seluruh tubuh, dan mengangkut zat-zat sisa metabolisme dari jaringan tubuh.
Didalam plasma darah terdapat fibrinogen
yang berperan dalam proses pembekuan darah. Jika terjadi luka fibrinogen akan membentuk benang-benang fibrin. Benang fibrin akan membentuk jaring seperti jala yang berfungsi untuk
menjaring sel darah dan menutup luka. Jika plasma darah dipisahkan dari
fibrinogen, akan membentuk cairan berwarna kuning. Cairan ini disebut serum.
Serum mengandung antibodi yang berguna untuk membunuh benda asing yang masuk
kedalam tubuh.
b. Sel
darah merah (Eritrosit)
Eritrosit merupakan sel darah yang paling
banyak jumlahnya dibandingkan dengan leukosit maupun trombosit. Setiap 1mm3
darah mengandung 5-6 juta eritrosit. Eritrosit dibentuk di sumsum tulang.
Bentuk eritrosit pipih, tidak berinti, dan cekung pada kedua sisinya
(bikonkaf). Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin, yaitu suatu
pigmen merah yang mengandung zat besi. Ketika darah melewati paru-paru, oksigen
terikat pada hemoglobin. Kemudian eritrosit bergerak ke jaringan tubuh dan
melepaskan oksigen yang selanjutnya berdifusi ke dalam sel tubuh.
Fungsi dari sel
darah merah sendiri yaitu untuk pengangkutan O2 atau CO2 oleh
hemoglobin, regulasi tau pengaturan kesimbangan asam dan basa, serta
mengkatalis reaksi antara CO2 dan H2O.
a. c. Sel
darah putih (Leukosit)
Leukosit mempunyai inti , bentuknya
tidak tetap, dapat bergerak secara amoeboid, dan dapat menembus dinding
kapiler. Keluarnya leukosit dari pembuluh darah kapiler disebut diapedosis. Leukosit berumur 12-13 hari.
Setiap 1mm3 darah mengandung 5000-10000 leukosit dan jumlahnya akan
meningkat jika terjadi infeksi. Leukosit ada 5 jenis yaitu :
Leukosit berfungsi untuk melindungi
tubuh dari kuman-kuman penyakit dengan berbagai cara, misalnya monosit dan
neutrofil membakar bakteri atau kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh dan
limposit menghasilkan zat antibody. Leukosit dibentuk didalam sum-sum tulang,
limpa dan kelenjar getah bening. Keadaan leukosit yang melebihi jumlah normal
disebut leukositosis dan sebaliknya
jika kurang dari normal disebut leukopeni.
a. Keping
darah (Trombosit)
Trombosit terbentuk tidak terarur
dan tidak memiliki inti sel. Umur trombosit hanya 7-9 hari dan jumlahnya
berkisar 250 ribu/ mm3 darah. Trombosit berperan dalam proses
pembekuan darah. Trombosit yang pecah akan mengeluarkan enzim trombokinase
(pengaktif protrombin). Enzim ini akan mengubah protrombin menjadi thrombin
dengan bantuan kalsium dan vitamin K.
kemudian trombin akan merangsang
fibrinogen untuk menghasilkan benang- benang fibrin. Kumpulan benang ini akan
membentuk struktur seperti jala yang dapat menjaring sel merah sehingga tidak
keluar dari pembuluh darah yang terluka. Seraca singkat, proses pembekuan darah
dapat digambarkan sebagai berikut :
0 komentar:
Posting Komentar