A.
GAMETOGENESIS
Gamet dihasilkan
dalam gonad. Gamet jantan atau spermatozoon
(jamak; spermatozoa) atau yang lebih dikenal sebagai sperma, dihasilkan dalam
gonad jantan yaitu testis. Gamet betina atau ovum (jamak; ova) dihasilkan dalam
gonad betina atau ovarium. Proses menghasilkan gamet matang sehingga mampu
membuahi disebut gametogenensis, yang dibagi atas dua macam, yaitu :
1. Spermatogenesis yaitu proses pembentukan
sperma
2. Oogenesis yaitu proses pembentukan ovum
Gametogenesis terdiri
atas 4 tahap sebagai berikut :
1.
Tahap perbanyakan (proliferasi), dimana gametagonium
akan membelah secara mitosis berulang-ulang.
2.
Tahap pertumbuhan, dimana gametagonium ini akan
tumbuh menjadi gametosit I.
3.
Tahap pematangan, gametosist I akan mengalami tahap
pematangan yang berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I akan menghasilkan
gametosid II, dan pada akhir meiosis II terbentuk gametid.
4.
Tahap perubahan bentuk (transformasi), gamet akan
berubah menjadi gamet.
Berikut merupakan tabel perbedaaan antara
gamet jantan dan gamet betina
Gamet
|
Gamet jantan
|
Gamet betina
|
Gametogonium
|
Spermatogonium
|
oogonium
|
Gametosit
|
Spermatosit
|
oosit
|
Gametid
|
Spermatid
|
ootid
|
B.
SPERMATOGENESIS
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke
sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang
berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus
dan diatur oleh hormon gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990).
Tahap
pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu
:
1.
Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis
berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia
Spermatogonia merupakan struktur
primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.
Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang
menjadi spermatosit primer.
Spermatosit Primer
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada
inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel
anak, yaitu spermatosit sekunder.
2.
Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari
lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang
kemudian diikuti dengan meiosis II. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi
sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesama lewat suatu
jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit
II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid
menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase
akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua
spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila
salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik
manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak
terdiri dari :
1.
Kepala (caput), tidak hanya mengandung
inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh
akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
2.
Leher (servix), menghubungkan kepala
dengan badan.
3.
Badan (corpus), bertanggungjawab untuk
memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
4.
Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong
spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
a.
Fase Golgi
Terjadi pada saat butiran proakrosom
terbentuk dalam alat Golgi spermatid. Butiran atau granula ini nanti bersatu
membentuk satu butiran akrosom. Butiran ini dilapisi membran dalam gembungan
akrosom (acrosomal vesicle). Gembungan ini melekat ke salah satu sisi inti yang
bakal jadi bagian depan spermatozoon.
b.
Fase Tutup
Saat gembungan akrosom makin besar,
membentuk lipatan tipis melingkupi bagian kutub yang bakal jadi bagian depan.
Akhirnya terbentuk semacam bentuk atau toipi spermatozoon.
c.
Fase Akrosom
Terjadi redistribusi bahan akrosom.
Nukleoplasma berkondensasi, sementara itu spermatid memanjang. Bahan akrosom
kemudian menyebar membentuk lapisan tipis meliputi kepala tutup, sampai akrosom
dan tutup kepala membentuk tutup akrosom (disingkat akrosom saja). Akrosom kaya
akan karbohidrat dan enzim hidrolisa : hyaluronidase, neuroaminidase, posfatase
asam, dan protease yang aktivitasnya mirip tripsin. Sementara itu inti
spermatid memanjang dan menggepeng. Butiran nukleoplasma mengalami transformasi
menjadi filamen-filamen (benang halus) yang pendek dan tebal serta kasar.
d.
Fase Pematangan
Terjadi perubahan bentuk spermatid
sesuai dengan ciri species. Butiran inti akhirnya bersatu, dan inti jadi gepeng
bentuk pyriform, sebagai ciri spermatozoa Primata dan khususnya manusia. Ketika
akrosom terbentuk di bakal jadi bagian depan spermatozoa, sentriolpun bergerak ke
kutub berseberangan. Sentriol terdepan membentuk flagellum, sentriol satu lagi
membentuk kelepak sekeliling panjang ekor. Mikondria membentuk cincin-cincin
dibagian middle piece ekor, dan seludang fibrosa di luarnya. Mirotubul muncul
dan berkumpul di bagian samping spermatid membentuk satu batang besar, disebut manchette.
Manchette ini menjepit inti sehingga jadi lonjong, sementara spermatid sendiri
memanjang, dan sitoplasma terdesak ke belakang inti. Ketika ekor mengalami
differensiasi sitoplasma sisa yang diselaputi membrane, melepaskan diri ke
samping , disebut recidual body of
Regnaud.
A.
OOGENESIS
Oogenesis
merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat
oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid
dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri
dengan cara mitosis membentuk oosit primer. Oogenesis telah dimulai saat bayi
perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5
bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer
akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer
ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang
mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan
istirahat(dorman).
Seperti halnya pada jantan,
oogenesis pun memiliki tahap: 1. Proliferasi; 2. Meiosis; 3. transformasi atau
pematangan.
Yang sangat menyolok beda antara kedua jenis kelamin ialah spermatogenesis
berlangsung setelah akil balig; sedangkan oogenesis sudah mulai semasa embrio
awal, terhenti sebagian waktu lahir, dan dilanjutkan setelah akil balig.
Bedanya lagi, ini terutama pada orang dan Mammalia piara, jantan tak memiliki
daur pembiakan yang jelas, sedangkan betina ada memiliki daur itu. Daur itu
berlangsung 28 hari rata-rata pada orang, dan ditandai dengan terjadinya secara
berkala menstruasi (haid).
Primordial germ cell
Serentak dengan terbentuknya gonad dari epitel coelom dekat ginjal awal,
disebut “genital redge”, maka sel induk betina muda (primordial germ cell) pun
datang bermigrasi besaran dari kantung yolk, dekat allantois. Sebelumnya di
kantung yolk itu primordialgerm cell berploliferasi secara mitosis, sehingga
ditaksir yang bermigrasi ke gonad itu sekitar 1700 butir.
Ketika gonad berdifferensiasi jaadi ovarium germ cell primordial itu
berproliferasi membentuk oogonia
(tunggal: oogonium), yang jumlahnya ditaksir sekitar 600.000 butir (Baker &
o 1976). Oogonia berpriloferasi secara mitosis, membentuk lebih kurang 7 juta oosit primer. Ini ketika embrio berumur
5 bulan. Kemudian terjadi atresia. Sehingga waktu bayi lahir dalam ovariumnyatinggal sekitar 2 juta oosit
primer. Waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya susut lagi menjadi sekitar
300.000.
Oosit sekunder
Ketika embryo umur 6 bulan oosit primer memasuki meiosis I, mulai dari
tahap leptoten, zigoten, sampai pakiten. Waktu bayi lahir meiosis I sudah
menyelesaikan diploten profase. Meiosis berhenti dulu sampai disini, sampai
saat anak wanita itu akil balig pada umur sekitar 12-13 tahun.
Ketika wanita sudah akil balig meiosis I diselesaikan sampai diakinesis,
dan wkatu mau berovulasi meiosis II
berlangsung sampai metaphase. Oosit sekunder ini berhenti mengalami
meiosis, sampai saat ada kesempatan dibuahi. Kalau tak dibuahi meiosis II tak
diliengkapi sama sekali.
Ketika meiosis I berlangsung, terbentuk I oosit sekunder dan I polosit
primer dari I oosit primer. Polosit itu akan berdegenarasi secara berangsur.
Kalau pembuahan
berlangsung dan meiosis II diselesaikan, dari I oosit sekunder terbentuk I polosit sekunder.
Sementara itu polosit primer pun ikut bermeiosis II sehingga terbentuk 3
polosit pada akhir pembelahan. Ketiga polosit ini tetap hadir di luar ootid,
sebelah dalam zona pellucid, sampai pada cleavage awal mengalami degenarasi dan
diresep
0 komentar:
Posting Komentar