SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
MENURUT ILMU PENGETAHUAN DAN AJARAN ISLAM
1 SISTEM
REPRODUKSI MANUSIA MENURUT ILMU PENGETAHUAN
A. Reproduksi
Pria Dan Proses Pembentukan Sperma
Berdasarkan
letaknya, organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang tampak dari luar
dan alat reproduksi yang tidak tampak
dari luar. Alat reproduksi yang tampak dari luar terdiri dari penis dan
buah zakar. Sedangkan alat reproduksi yang tidak tampak dari luar terdiri dari
testis, vas deferen, kelenjar prostat, ductus epididimis, vesicular seminalis
(kantung sperma), dan cowperi.
Di dalam alat
reproduksi laki-laki terdapat kelenjar penghasil cairan atau semen, yaitu vesicular seminalis, prostat, dan cowperi. Di dalam testis terdapat banyak saluran halus yang disebut
tubulus seminiferus. Pada
tubulus seminiferus terdapat spermatogonium,
sel sertoli, dan sel Leydig.
Proses pembentukan sel
sperma disebut spermatogenesis. Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon
:
a. Hormon
gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh
hipotalamus yang merangsang kelenjar hifofisis agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
b. FSH
(Follicle Stimulating Hormone)
FSH berfungsi merangsang perkembangan
tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang memacu
pembentukan sperma.
c. LH
(Luteinizing Hormone)
LH berfungsi merangsang sel-sel
interstitial (sel Leydig) agar mensekresikan hormon testosteron (androgen).
d. Hormon Testosteron
Hormon testosteron berfungsi merangsang perkembangan
organ seks dan ciri kelamin sekunder, misalnya jambang, kumis, jakun, suara membesar,
dan mendorong terjadinua proses spermatogenesis.
Spermatogenesis merupakan
proses pembentukan sperma yang
terjadi di dalam testis. Proses ini imulai dengan pembelahan spermatogonium (2n) secara mitosis menjadi spermatosit primer (2n). Melalui meiosis I, spermatosit primer (2n)
membelah menjadi 2 spermatosit sekunder
(n). Kemudian, melalui meiosis II, 2 buah spermatosit sekunder (n) membelah
menjadi 4 spermatid (n). Akhirnya, spermatid
mengalami metamorfosis (perubahan bentuk) dengan memiliki ekor seperti berudu
yang disebut spermatozoa dan
memiliki kromosom haploid (n).
B. Organ Reproduksi Wanita Dan Proses
Pembentukan Ovum
Berdasarkan
letaknya, organ reproduksi wanita dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang tampak dari luar
dan organ reproduksi yang tidak tampak
dari luar. Alat reproduksi yang tampak dari luar meliputi vulva, klitoris,
lubang saluran kencing, dan vagina. Sedangkan alat reproduksi yang tidak tampak
dari luar meliputi ovarium, oviduk, uterus, dan infudibulum.
Ovulasi adalah
proses pelepasan ovum dan ovarium. Dalam proses pembentukan ovum dipengaruhi
oleh :
1) FSH
FSH berfungsi merangsang
folikel de Graaf untuk mengadakan
oogenesis.
2) Hormon Estrogen
Hormon
estrogen merangsang hipofisis mensekresikan LH yang akan merangsang ovulasi.
3) LH
LH berfungsi
untuk merangsang folikel yang kosong sehingga menjadi korpus luteum. Korpus luteum
menghasilkan hormon progesteron untuk menghambat sekresi FSH dan LH.
Oogenesis merupakan proses
pembentukan sel telur (ovum) yang
terjadi di dalam ovarium. Proses ini imulai dengan pembelahan oogonium (2n) secara mitosis menjadi oosit primer (2n). Melalui meiosis I,
oosit primer (2n) membelah menjadi 2 sel haploid yang tidak sama besar yaitu oosit sekunder (n) yang besar dan 1 sel badan kutub I yang kecil. Melalui
meosis II, oosit sekunder(n) membelah
menjadi sebuah ootid (n) dan sebuah sel badan kutub II, sedangkam sel badan
kutub I membelah menjadi 2 sel badan
kutub II. Ootid (n) yang kaya sitoplasma dan kuning telur terus tumbuh dan
berkembang menjadi sel telur (ovum) dan tidak membelah lagi. Sedang ketiga sel
badan kutub II mengalami degenerasi
sehingga sama sekali tidak berperan dalam reproduksi seksual. Bila sperma dan
sel telur yang masing-masing bersifat haploid (n) bergabung, maka terjadi
fertilisasi dan terbentuk zigot yang diploid (2n). Melalui
mitosis berkali-kali maka zigot akan berkembang menjadi embrio.
C. Pembuahan Dan
Perkembangan Embrio
Fertilisasi
atau pembuahan adalah peleburan antara inti sel telur dengan satu inti sperma.
Fertilisasi tidak hanya berlangsung di saluran
telur (oviduk), tetapi juga dapat terjadi di uterus apabila oosit sekunder
sudah melewati saluran oviduk. Saat fertilisasi, kepala sperma menembus dinding
sel telur, sedangkan ekornya tertinggal di luar. Selanjutnya, inti sel telur
dan inti sperma bersatu. Setelah bersatu ovum menjadi zigot. Zigot berupa sebuah sel diploid (2n) dengan jumlah kromosom 23 pasang. Selanjutnya, sambil
bergerak ke arah uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Zigot
membelah diri menjadi dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya. Tahap
ini disebut tahap pembelahan (cleavage).
Pada saat embrio mencapai 32 sel dan berbentuk seperti buah arbei maka disebut morula.
|
implantasi (perlekatan) pada dinding uterus dan
melepaskan hormon korionik gonadotropin. Selanjutnya, embrio telah
tertanam kuat di dalam uterus pada hari ke-12 setelah fertilisasi.
Pada
hari ke-12 setelah fertilisasi, bagian embrioblas membentuk dua lapisan, yaitu lapisan
luar (ektodermis) dan lapisan dalam (endodermis). Selanjutnya, bagian
permukaan dari lapisan ektodermis melakukan pelekukan (invaginasi) ke dalam membentuk lapisan mesodermis. Proses
ini disebut gastrulasi dan terjadi
pada minggu ketiga.
Perkembangan
berikutnya, dari ketiga lapisan dasar terbentuk jaringan, organ, dan sistem
organ. Keadaan ini terjadi mulai dari minggu keempat sampai kedelapan, dan saat
itu disebut fase organogenesis
(pembentukan organ). Setelah perode embriogenesis, dilanjutkan dengan masa
janin sampai dengan sesaat sebelum lahir. Masa janin ditandai dengan
penyempurnaan jaringan-jaringan dan organ-organ dalam serta pertumbuhan tubuh yang
pesat. Otak merupakan organ yang mengalami pertumbuhan pesat sewaktu janin. Ini
berarti bahwa makanan (gizi), kondisi fisik, dan mental ibu yang mengandungnya
sangat mempengaruhi pertumbuhan otak.
2 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MENURUT AJARAN
ISLAM
|
Allah SWT menciptakan manusia pertama dari tanah
(saripati), yaitu Nabi Adam as. Nabi Adam as. beserta istrinya, Siti Hawa,
kemudian meurunkan manusia-manusia lainnya, yaitu kita, melalui proses kejadian
yang berbeda. Proses kejadian manusia dimulai dengan pertemuan 2 gamet (jantan
dan betina), yaitu sperma dan ovum, yang berupa air mani (nutfah) pada saat fertilisasi. Menurut ajaran Islam, nutfah ini akan masuk dan melekat pada
dinding rahim hingga 40 hari lamanya. Setelah itu, berubah bentuk menjadi darah
(‘alaqah) sampai 40 hari berikutnya
dan berkembang lagi menjadi mudlghah
(pembentukan organ-organ penting) hingga usia kandungan mencapai 4 bulan.
Setelah 4 bulan, kemudian berkembang menjadi tulang-belulang (‘idham) dan daging (lahm), lalu ditiupkan-Nya roh ke dalam tubuhnya, hingga akhirnya
dilahirkan ke dunia setelah 9 bulan 10 hari untuk menjalani kehidupan dan
tugasnya sebagai khalifah dan hamba-Nya di muka bumi.
Ayat-ayat
yang menerangkan mengenai reproduksi manusia menegaskan bahwa manusia tercipta
dari sesuatu yang merupakan asal baginya, yaitu dari saripati tanah. Bila
dilihat dari proses kejadian manusia secara khusus, maka nutfah (air mani) merupakan titik awal yang terus berproses
menjadi manusia sempurna secara fisik. Dan nutfah itu sendiri di dalam
Al-Qur’an disebutkan bahwa ia merupakan “ma’in
mahin” atau air yang hina (Q.S. Al-Sajdah: 8).
Q.S.
Al-Mu’minun ayat 12-14 :
12. dan
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
M. Quraish Shihab (1987)
menyimpulkan bahwa proses kejadian manusia secara fisik (materi) ada 5 tahap,
yaitu :
1. Nutfah (air
mani)
2. ‘Alaqah (darah)
3. Mudlghah
(pembentukan organ-organ penting)
4. Idham (tulang)
5. Lahm (daging)
Q.S. Hajj ayat
5 :
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
|
Dalam
Q.S. Hajj ayat 5 ditegaskan adanya mudlghah
mukhallaqah (mudlghah yang terbentuk secara sempurna) dan mudlghah
ghairu mukhallaqah (mudlghah yang cacat atau tidak terbentuk secara
sempurna), idham (tulang), dan lahm (daging). Semua itu menunjukkan
proses bertahap dalam pembentukan manusia.
Setelah
melalui berbagai evolusi tersebut, kemudian menjelma menjadi makhluk yang
berbentuk lain, yang menurut istilah Al-Qur’an disebut sebagai khalqan akhar.
Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud “tsumma ansya’naahu khalqan akhar”
adalah kemudian tuhan meniupkan ruh ke
dalam dri manusia sehingga ia bergerak dan menjadi makhluk lain (berbeda dengan
sebelumnya) yang memiliki pendengaran, penglihatan, indera yang menangkap
pengertian, gerakan, dan sebagainya (Ibnu
Katsir, 1981: 241).
Q.S. As Sajdah ayat
9 :
9. kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur.
Bertolak
dari keterangan tersebut, jelaslah bahwa proses kejadian manusia, baik secara
fisik (materi) maupun nonfisik melalui 6
tahap, yaitu tahap pertama (nutfah)
sampai dengan tahap kelima (lahm)
merupakan tahap fisik/ materi, sedangkan tahap keenam merupakan tahap
nonfisik. Para embriolog menamakan periode pertama dari proses kejadian
manusia itu dengan “periode ovum”, dimana pertemuan antara sel sperma dan ovum
bersatu kedua intinya dan membentuk suatu zat baru dalam rahim ibu, atau oleh
Al-Qur’an dinamai “fii qaraarin makiin”
(dalam suatu tempat yang kokoh) (M.
Quraish Shihab, 1987). Pertemuan antara kedua sel tersebut oleh Al-Qur’an
disebut dengan istilah “nutfah amsaj”.
Q.S. Al- Insaan
ayat 2 :
2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah
dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.
Ibnu Katsir (1981: 454) juga memberikan pengertian demikian, yakni
percampuran air mani laki-laki dan air mani wanita. Setelah itu, air mani akan
mengalami transformasi ke berbagai bentuk dan kondisi.
Pembuahan
dari hasil pertemuan itu akan menghasilkan zat-zat baru yang kemudian membelah
menjadi 2, kemudian menjadi 4, kemudian menjadi 8, dan seterusnya sambil
bergerak menuju ke uterus dan melekat, berdempet serta masuk ke dinding rahim.
Tahap inilah yang disebut dengan ‘alaqah
(tahap kedua). M. Quraish Shihab (1987) dalam sekian
banyak kamus bahasa ditemukan arti ‘alaq :
1) darah yang
membeku
2) sesuatu yang
hitam seperti cacing terdapat di dalam air
3) tergantung atau
berdempet.
Atas dasar inilah maka kata ‘alaq dapat
menggambarkan suatu zat tertentu yang pada Al-Qur’an disebut ‘alaq atau
‘alaqah. Hal ini karena keadaannya yang ketika itu tergantung atau berdempet
dan melekat di dinding rahim, sebagaimana dikemukakan para ahli.
Tahap berikutnya adalah tahap mudlghah. Ibnu
Katsir (1981: 3) memberikan pengertian mudlghah sebagai “qith’ah ka al-bidl’ah min al-lahm la syakl
fiha wala takhthith”, yakni sepotong daging yang tidak berbentuk dan tidak
berukuran. Al-Raghib al-Asfahani (1977:.
489) mengartikan dengan sepotong daging seukuran sesuatu yang dikunyah dan
belum masak. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5, mudlghah terbagi
menjadi dua, yaitu mukhalaqah dan ada pula yang gairu mukhalaqah,. Dalam arti,
ada yang terbentuk secara sempurna dan ada pula yang cacat atau tidak terbentuk
secara sempurna.
Pada proses selanjutnya, mudlghah tersebut dijadikan sebagai tulang (‘idham). Al-Maraghi (1966:
19) bahwa di dalam mudlghah terkandung beberapa unsur, diantaranya terdapat
elemen-elemen atau bahan-bahan yang membentuk tulang sehingga menjadi tulang.
Ia juga mengandung elemen-elemen yang membentuk daging (lahm). Sedangkan elemen-elemen daging yang ada pada
mudlghah menjadi daging segar (lahm). Kemudian daging ini dijadikan sebagai
pembungkus tulang seperti pakaian yang berfungsi untuk menutupi tubuh manusia.
Daging (lahm) tersebut mengikuti bentuk rangka yang menggambarkan bentuk
manusia.
Setelah itu, Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk
yang berbentuk lain, yakni bukan sekadar fisik atau materi (jasad),
tetapi juga nonfisik atau immateri. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 14:
14. kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.
“…tsumma
ansya’naahu khalqan akhar”. Al-Raghib al-Asfahani (1977: 513), bahwa kata “al-insya” mengandung makna “i-jad
al-syai’ wa tarbiyatuh” (mewujudkan/ mengadakan sesuatu dan memeliharanya).
0 komentar:
Posting Komentar