1.
Faktor
Genetis
a. Mutasi,
yakni perubahan pada susunan nukleutida gen (AND). Mutasi menimbulkan alel cacat,
yang mungkin dominan, kodominan, atau resesif. Ada alel cacat itu
rangkai-kelamin artinya diturunkan bersama-sama dengan karakter jenis kelamin.
Contoh cacat karena mutasi ialah : polydactyly,
syndactyly, hemophilia, muscular dystrophy, albino.
b. Aberasi,
yakni perubahan susunan pada kromosom. Ada perubahan pada ploidy; dari diploid
menjadi triploid, tetraploid, dan seterusnya. Pada manusia tak dikenal susunan
kromosom ganda seperti ini. Ada pula perubahan pada jumlah salah satu kromosom,
seperti dari 2n menjadi 2n-1, 2n+1, 2n-2, 2n+2, dan seterusnya.
Contoh cacat karena
aberasi pada orang ialah :berbagai macam penyakit turunan sindroma, seperti
sindroma Down, Turner, sindrome Klinefelter, dan Edward. Banyak diantara cacat
ini yang demikian parah, sehingga hanya dapat bertahan hidup setelah beberapa
hari lahir.
2.
Faktor
Lingkungan
a.
Infeksi
Cacat dapat terjadi
pada janin induk yang terkena penyaki infeksi, terutama oleh virus. Contoh :
cacar, cacar air, beguk, campak. Penyakit infeksi virus yang terkenal ialah
campak Jerman oleh Rubella. Virus ini mempengaruhi mata, jantung, telinga dan
langit-langit embrio, sehingga dikenal istilah sindroma Rubella; bular mata,
kelainan jantung, tuli waktu lahir.
Menurut umur embrio,
frekuensi resiko bayi cacat oleh faktor infeksi ialah sebagai berikut :
Kehamilan
bulan ke % resiko
cacat
1
50
2
25
3
7
Dari daftar itu jelaslah bahwa makin
muda embrio itu diserang kuman, makin rawan kena cacat.
Dikenal
pula Cytomegalovirus (CMV) yang menginfeksi ibu sedang hamil. Bayinya akan jadi
tuli, ayan, kelainan hati, dan mental terbelakang.
Toxoplasmosis
dan syphilis juga dapat menimbulkan cacat pada janin, berupa buta, tuli,
gangguan jantung, microphthalmia (mata kecil), microcephaly (otak kecil),
hydrocephalus (kepala gembung air), dan idiot atau terbelakang mental.
b.
Obat
Berbagai
macam obat yang diminum ibu ketika hamil dapat menimbulkan cacat pada janinnya,
contoh obat terkenal yang menimbulkan cacat ialah :
Aminopterin, antagonis
terhadap asam folat (folic acid), dipakai untuk menggugurkan janin. Tapi jika
gagal, dapat bersifat teratogen. Thalidomide, untuk obat penenang dan pusing.
Jika ibu meminumnya ketika hamil muda maka janinnya akan beranggota buntung. Anticonvulsant
(barbiturate), untuk menawarkan sakit ayan pada ibu. Ini pun dapat menimbulkan
cacat janin.
c.
Radiasi
Ibu
hamil yang diradiasi sinar-X (untuk terapi atau diagnose), ada yang melahirkan
bayi cacat pada otak. Mineral radioaktif tanah sekeliling berhubungan erat
dengan lahir bayi cacat di daerah yang bersangkutan.
d.
Defisiensi
Ibu yang defisiensi
vitamin, hormone dapat menimbulkan cacat pada janin yang sedang di kandung.
Defisiensi Cacat
Vitamin A mata
Vitamin Bcomp, C, D tulang atau rangka
Hormon tiroksin Cretinisme
Somatotropin dwarvisme
Pengamatan pada 1430
bayi lahir pada wanita Yahudi bekas tawanan Kamp-Konsentrasi Jerman pada Perang
Dunia II, menunjukkan bahwa yang cacat bawaan diantaranya ada 4%. Cacat itu
ialah berupa nevus (tahi lalat besar dan sering jadi tumor), sindroma Down, Hydrocephalus, Polydactyly, anencephaly.
e.
Emosi
Sumbing dan
langi-langit celah, kalau terjadi pada minggu ke-7 sampai 10 kehamilan, dapat
disebabkan oleh emosi Ibu. Emosi itu mungkin sistem hormon. Stress psikis ibu
membuat korteks adrenal hyperactive, sehingga penggetahan hydrocortisone
tinggi. Hormon ini dari hasil eksperimen pada mencit, menginduksi terjadinya
langit-langit cerah. Pengaruh emosi itu mungkin juga lewat otak dulu,
selanjutnya ke Hypotalamus dan ini akan merangsang korteks adrenal menggetahkan
adrenocorticotropin dari hypofisa.
“Maternal impression”
(Perasaan ibu ketika hamil) banyak orang awam mempercayainya akan memperngaruhi
perkembangan janin selama masa kehamilan. Secara embriologi sesungguhnya tak
terbukti bahwa apa yang dirasakan berat oleh seorang ibu akan mempengaruhi bentuk
bayinya. Misalnya seorang Ibu hamil yang terpengaruh hebat karena melihat
Gorilla yang belum pernah dilihatnya. Maka bayinya yang lahir akan berbulu
tebal. Apa yang ‘dingidam’kan pun akan mempengaruhi bentuk janin. Sesungguhnya
hubungan janin dengan ibu hanya lewat placenta, dan dalam tali pusat yang
menghubungkan janin dengan rahim hanya terdapat pembuluh darah janin.
Keluar-masuk zat dari ibu ke janin hanya melalui pembuluh darah itu, dan tak
ada hubungan langsung sistem persarafan mereka. Bisa jadi ada pengaruh
“maternal impression”, tapi tak terarah, namun acak saja. Pengaruh itu pun
tidak langsung, harus melewati peredaran hormone seperti yang disebut diatas.
Teratogen experimentil
Bahan yang dapat
menimbulkan teratogenesis secara eksperimentil ialah : Cortison, Insulin,
Progesteron, thalidomide, azathiopurine dan salicylate. Makin tinggi kadar
teratogen, makin parah teratogenesis.
Jenis cacat yang
terjadi tergantung kepada periode pertumbuhan mana teratogen menyerang atau di
ekspose. Contohnya ialah daftar pada tabel berikut :
Jenis Cacat
|
Umur embrio
|
|
Mencit/hari
|
Orang/minggu
|
|
Microphthalmia (mata kecil)
Micromelia (anggota kecil)
Jari tak sempurna
Sumbing
|
7 – 8
9 – 11
9 – 13
9 – 10
|
3 – 4
4 – 5
4 – 7
6 – 7
|
Teratogen experimental
itu bekerja terhadap salah satu atau beberapa proses atau sifat berikut :
mutasi, aberasi, mitosis, suplai energi (ATP), enzim, tekanan osmosa, tabiat
unit membranes, substrat.
Pendidikan Teratologi
Memahami bagaimana teratogen menyebabkan
efeknya tidak hanya penting dalam mencegah kelainan bawaan tetapi juga memiliki
potensi untuk mengembangkan obat terapi baru yang aman untuk digunakan dengan
wanita hamil.
Diperkirakan bahwa 10% dari semua cacat lahir disebabkan
oleh paparan kehamilan ke agen teratogenik. Eksposur ini termasuk, tetapi
tidak terbatas pada obat-obatan atau obat eksposur, ibu dan penyakit infeksi,
dan dan pekerjaan eksposur lingkungan. Teratogen-menyebabkan cacat lahir
secara potensial dapat dicegah. Penelitian telah menunjukkan bahwa hampir
50% dari wanita hamil telah terkena setidaknya satu obat selama kehamilan. Sebuah
penelitian tambahan menemukan bahwa dari 200 orang dirujuk untuk konseling
genetik untuk eksposur teratogenik, 52% terkena lebih dari satu potensi
teratogen.
Agen teratogenik
Berbagai bahan kimia yang berbeda
dan faktor lingkungan yang diduga atau diketahui teratogenik pada manusia dan
hewan. Hal tertentu saja meliputi:
ü Obat-obatan dan obat: tembakau, kafein, minum alkohol (etanol) (lihat gangguan
janin spektrum alkohol ), isotretinoin (-cis-retinoic acid 13, Roaccutane), temazepam (Restoril,Normisson), nitrazepam (mogadon), nimetaze am (Ermin), aminopterin atau metotreksat, hormon androgenik, busulfan, captopril, enalapril, coumarin, cyclophosphamide, dietilstilbestrol, fenitoin (diphenylhydantoin, Dilantin, Epanutin), etretinate, lithium, methimazole, penicillamine, tetrasiklin, thalidomide, trimethadione, methoxyethyl eter, Flusilazole, asam valproik, dan banyak lagi.
ü Lingkungan bahan kimia: polychlorinated
biphenyls (PCB), poliklorinasi
dibenzodioxins dioxin
alias, Dibenzofurans
polychlorinated (PCDFs),
Hexachlorobenzene hexachlorophene, merkuri organik, bromida , dll.
ü Radiasi pengion: senjata atom kejatuhan ( yodium-131 , uranium ), radiasi latar
belakang,
diagnostik x-ray, terapi radiasi.
ü Infeksi: sitomegalovirus, virus herpes, B19 parvovirus, virus rubella (campak Jerman), sifilis, toksoplasmosis, ensefalitis
virus kuda Venezuela . (Cara
mudah untuk diingat infeksi ibu adalah TORCH: Toksoplasmosis, agen lain,
Rubella, CMV dan HSV.
ü Ketidakseimbanganvmetabolik: alkoholisme , kretinisme endemik , diabetes, defisiensi asam
folat, defisiensi yodium, hipertermia, fenilketonuria, penyakit rematik dan blok jantung bawaan, tumor virilizing.
Status dari beberapa bahan di atas (diphenylhydantoin
misalnya) dikenakan perdebatan, dan senyawa lainnya berada di bawah berbagai
tingkat kecurigaan. Ini termasuk Agen Oranye, nikotin, aspirin dan NSAID . Senyawa lainnya dikenal sebagai teratogen parah
berdasarkan kerja hewan dan studi hewan, namun tidak tercantum di atas karena
mereka belum diteliti pada manusia, misalnya cyclopamine. Efek teratogenik juga membantu
untuk menentukan kategori kehamilan yang ditugaskan oleh otoritas
pengawas; di Amerika Serikat, kategori kehamilan dari X, D, atau C mungkin
ditugaskan jika efek teratogenik (atau risiko lainnya dalam kehamilan) yang
didokumentasikan atau tidak dapat dikesampingkan.
Isotretinoin (13-cis-retinoic-asam; merek
Roaccutane nama), yang sering digunakan untuk mengobati parah jerawat, adalah suatu teratogen yang kuat
bahwa hanya dosis tunggal yang diambil oleh wanita hamil dapat berakibat
serius cacat lahir. Karena efek ini, sebagian
besar negara memiliki sistem di tempat untuk memastikan bahwa tidak diberikan
kepada wanita hamil, dan bahwa pasien menyadari betapa pentingnya untuk
mencegah kehamilan selama dan setidaknya satu bulan setelah
perawatan. pedoman medis juga menyarankan bahwa wanita hamil harus
membatasi vitamin A asupan sampai sekitar
700 mg/hari, karena memiliki potensi teratogenik bila dikonsumsi
berlebihan.
1 komentar:
makasih infonya
Posting Komentar