Sabtu, 22 September 2012

FAKTOR TERATOGEN

| |

1.      Faktor Genetis
a.       Mutasi, yakni perubahan pada susunan nukleutida gen (AND). Mutasi menimbulkan alel cacat, yang mungkin dominan, kodominan, atau resesif. Ada alel cacat itu rangkai-kelamin artinya diturunkan bersama-sama dengan karakter jenis kelamin. Contoh cacat karena mutasi ialah : polydactyly, syndactyly, hemophilia, muscular dystrophy, albino.
b.      Aberasi, yakni perubahan susunan pada kromosom. Ada perubahan pada ploidy; dari diploid menjadi triploid, tetraploid, dan seterusnya. Pada manusia tak dikenal susunan kromosom ganda seperti ini. Ada pula perubahan pada jumlah salah satu kromosom, seperti dari 2n menjadi 2n-1, 2n+1, 2n-2, 2n+2, dan seterusnya.
Contoh cacat karena aberasi pada orang ialah :berbagai macam penyakit turunan sindroma, seperti sindroma Down, Turner, sindrome Klinefelter, dan Edward. Banyak diantara cacat ini yang demikian parah, sehingga hanya dapat bertahan hidup setelah beberapa hari lahir.
2.      Faktor Lingkungan
a.      Infeksi
Cacat dapat terjadi pada janin induk yang terkena penyaki infeksi, terutama oleh virus. Contoh : cacar, cacar air, beguk, campak. Penyakit infeksi virus yang terkenal ialah campak Jerman oleh Rubella. Virus ini mempengaruhi mata, jantung, telinga dan langit-langit embrio, sehingga dikenal istilah sindroma Rubella; bular mata, kelainan jantung, tuli waktu lahir.
Menurut umur embrio, frekuensi resiko bayi cacat oleh faktor infeksi ialah sebagai berikut :
Kehamilan bulan ke                          % resiko cacat
1                                                                                                                    50
2                                                                                                                    25
3                                                                                                                     7

Dari daftar itu jelaslah bahwa makin muda embrio itu diserang kuman, makin rawan kena cacat.  
Dikenal pula Cytomegalovirus (CMV) yang menginfeksi ibu sedang hamil. Bayinya akan jadi tuli, ayan, kelainan hati, dan mental terbelakang.
Toxoplasmosis dan syphilis juga dapat menimbulkan cacat pada janin, berupa buta, tuli, gangguan jantung, microphthalmia (mata kecil), microcephaly (otak kecil), hydrocephalus (kepala gembung air), dan idiot atau terbelakang mental.
b.      Obat
Berbagai macam obat yang diminum ibu ketika hamil dapat menimbulkan cacat pada janinnya, contoh obat terkenal yang menimbulkan cacat ialah :
Aminopterin, antagonis terhadap asam folat (folic acid), dipakai untuk menggugurkan janin. Tapi jika gagal, dapat bersifat teratogen. Thalidomide, untuk obat penenang dan pusing. Jika ibu meminumnya ketika hamil muda maka janinnya akan beranggota buntung. Anticonvulsant (barbiturate), untuk menawarkan sakit ayan pada ibu. Ini pun dapat menimbulkan cacat janin.
c.       Radiasi
Ibu hamil yang diradiasi sinar-X (untuk terapi atau diagnose), ada yang melahirkan bayi cacat pada otak. Mineral radioaktif tanah sekeliling berhubungan erat dengan lahir bayi cacat di daerah yang bersangkutan.
d.      Defisiensi
Ibu yang defisiensi vitamin, hormone dapat menimbulkan cacat pada janin yang sedang di kandung.
Defisiensi                                            Cacat
Vitamin A                                           mata
Vitamin Bcomp, C, D                            tulang atau rangka
Hormon tiroksin                                  Cretinisme
Somatotropin                                      dwarvisme
Pengamatan pada 1430 bayi lahir pada wanita Yahudi bekas tawanan Kamp-Konsentrasi Jerman pada Perang Dunia II, menunjukkan bahwa yang cacat bawaan diantaranya ada 4%. Cacat itu ialah berupa nevus (tahi lalat besar dan sering jadi tumor), sindroma Down, Hydrocephalus, Polydactyly, anencephaly.
e.       Emosi
Sumbing dan langi-langit celah, kalau terjadi pada minggu ke-7 sampai 10 kehamilan, dapat disebabkan oleh emosi Ibu. Emosi itu mungkin sistem hormon. Stress psikis ibu membuat korteks adrenal hyperactive, sehingga penggetahan hydrocortisone tinggi. Hormon ini dari hasil eksperimen pada mencit, menginduksi terjadinya langit-langit cerah. Pengaruh emosi itu mungkin juga lewat otak dulu, selanjutnya ke Hypotalamus dan ini akan merangsang korteks adrenal menggetahkan adrenocorticotropin dari hypofisa. 
“Maternal impression” (Perasaan ibu ketika hamil) banyak orang awam mempercayainya akan memperngaruhi perkembangan janin selama masa kehamilan. Secara embriologi sesungguhnya tak terbukti bahwa apa yang dirasakan berat oleh seorang ibu akan mempengaruhi bentuk bayinya. Misalnya seorang Ibu hamil yang terpengaruh hebat karena melihat Gorilla yang belum pernah dilihatnya. Maka bayinya yang lahir akan berbulu tebal. Apa yang ‘dingidam’kan pun akan mempengaruhi bentuk janin. Sesungguhnya hubungan janin dengan ibu hanya lewat placenta, dan dalam tali pusat yang menghubungkan janin dengan rahim hanya terdapat pembuluh darah janin. Keluar-masuk zat dari ibu ke janin hanya melalui pembuluh darah itu, dan tak ada hubungan langsung sistem persarafan mereka. Bisa jadi ada pengaruh “maternal impression”, tapi tak terarah, namun acak saja. Pengaruh itu pun tidak langsung, harus melewati peredaran hormone seperti yang disebut diatas.

Teratogen experimentil
Bahan yang dapat menimbulkan teratogenesis secara eksperimentil ialah : Cortison, Insulin, Progesteron, thalidomide, azathiopurine dan salicylate. Makin tinggi kadar teratogen, makin parah teratogenesis.
Jenis cacat yang terjadi tergantung kepada periode pertumbuhan mana teratogen menyerang atau di ekspose. Contohnya ialah daftar pada tabel berikut :
Jenis Cacat
Umur embrio
Mencit/hari
Orang/minggu
Microphthalmia (mata kecil)
Micromelia (anggota kecil)
Jari tak sempurna
Sumbing
7 – 8
9 – 11
9 – 13
9 – 10
3 – 4
4 – 5
4 – 7
6 – 7

Teratogen experimental itu bekerja terhadap salah satu atau beberapa proses atau sifat berikut : mutasi, aberasi, mitosis, suplai energi (ATP), enzim, tekanan osmosa, tabiat unit membranes, substrat.
Pendidikan Teratologi
Memahami bagaimana teratogen menyebabkan efeknya tidak hanya penting dalam mencegah kelainan bawaan tetapi juga memiliki potensi untuk mengembangkan obat terapi baru yang aman untuk digunakan dengan wanita hamil.
Diperkirakan bahwa 10% dari semua cacat lahir disebabkan oleh paparan kehamilan ke agen teratogenik.  Eksposur ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada obat-obatan atau obat eksposur, ibu dan penyakit infeksi, dan dan pekerjaan eksposur lingkungan. Teratogen-menyebabkan cacat lahir secara potensial dapat dicegah. Penelitian telah menunjukkan bahwa hampir 50% dari wanita hamil telah terkena setidaknya satu obat selama kehamilan. Sebuah penelitian tambahan menemukan bahwa dari 200 orang dirujuk untuk konseling genetik untuk eksposur teratogenik, 52% terkena lebih dari satu potensi teratogen.

Agen teratogenik
Berbagai bahan kimia yang berbeda dan faktor lingkungan yang diduga atau diketahui teratogenik pada manusia dan hewan. Hal tertentu saja meliputi:
ü  Obat-obatan dan obat: tembakaukafein, minum alkohol (etanol) (lihat gangguan janin spektrum alkohol ), isotretinoin (-cis-retinoic acid 13, Roaccutane), temazepam (Restoril,Normisson), nitrazepam (mogadon), nimetaze am (Ermin), aminopterin atau metotreksathormon androgenikbusulfancaptoprilenalaprilcoumarincyclophosphamide, dietilstilbestrolfenitoin (diphenylhydantoin, Dilantin, Epanutin), etretinatelithiummethimazolepenicillaminetetrasiklinthalidomidetrimethadione, methoxyethyl eter, Flusilazoleasam valproik, dan banyak lagi.
ü  Lingkungan bahan kimia: polychlorinated biphenyls (PCB), poliklorinasi dibenzodioxins dioxin alias, Dibenzofurans polychlorinated (PCDFs), Hexachlorobenzene hexachlorophene, merkuri organikbromida , dll.
ü  Radiasi pengion: senjata atom kejatuhan ( yodium-131 , uranium ), radiasi latar belakang, diagnostik x-rayterapi radiasi.
ü  Infeksi: sitomegalovirusvirus herpesB19 parvovirusvirus rubella (campak Jerman), sifilistoksoplasmosisensefalitis virus kuda Venezuela . (Cara mudah untuk diingat infeksi ibu adalah TORCH: Toksoplasmosis, agen lain, Rubella, CMV dan HSV.

Status dari beberapa bahan di atas (diphenylhydantoin misalnya) dikenakan perdebatan, dan senyawa lainnya berada di bawah berbagai tingkat kecurigaan. Ini termasuk Agen Oranye, nikotin, aspirin dan NSAID . Senyawa lainnya dikenal sebagai teratogen parah berdasarkan kerja hewan dan studi hewan, namun tidak tercantum di atas karena mereka belum diteliti pada manusia, misalnya cyclopamine. Efek teratogenik juga membantu untuk menentukan kategori kehamilan yang ditugaskan oleh otoritas pengawas; di Amerika Serikat, kategori kehamilan dari X, D, atau C mungkin ditugaskan jika efek teratogenik (atau risiko lainnya dalam kehamilan) yang didokumentasikan atau tidak dapat dikesampingkan.
Isotretinoin (13-cis-retinoic-asam; merek Roaccutane nama), yang sering digunakan untuk mengobati parah jerawat, adalah suatu teratogen yang kuat bahwa hanya dosis tunggal yang diambil oleh wanita hamil dapat berakibat serius cacat lahir. Karena efek ini, sebagian besar negara memiliki sistem di tempat untuk memastikan bahwa tidak diberikan kepada wanita hamil, dan bahwa pasien menyadari betapa pentingnya untuk mencegah kehamilan selama dan setidaknya satu bulan setelah perawatan. pedoman medis juga menyarankan bahwa wanita hamil harus membatasi vitamin A asupan sampai sekitar 700 mg/hari, karena memiliki potensi teratogenik bila dikonsumsi berlebihan.

1 komentar:

Ir arriba
R. Wahyu mengatakan...

makasih infonya

Posting Komentar

Blog List

My Blog List

About this blog




Visitors ulun...

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blogger news


Pages

Uswatun Nida saima. Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Translate

About Me

Followers

About Me

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba